Sudah pantang makanan berkolesterol, tapi kadar
kolesterol darah kok masih tetap tinggi? Nah, jika Anda termasuk yang
punya keluhan serupa, sekarang saatnya untuk lebih mencermati asupan
makanan Anda.
SEMUA
makanan berlemak yang masuk ke dalam tubuh kita akan diubah menjadi
lemak tubuh, yakni trigliserida (biasanya disingkat TG), asam lemak
bebas, fosfolipid, dan kolesterol. Dari keempat jenis lemak tersebut,
yang patut diwaspadai adalah TG, asam lemak bebas, dan kolesterol.
Salah satu yang paling sering dibicarakan adalah kolesterol.
Di dalam tubuh kita, kolesterol terdapat dalam dua jenis. Ada “kolesterol baik” HDL (High-Density Lipoprotein), ada juga “kolesterol jahat” LDL (Low-Density Lipoprotein).
HDL dijuluki sebagai “kolesterol baik” karena bermanfaat menyusutkan
kelebihan kadar kolesterol darah. Sebaliknya, LDL disebut “kolesterol
jahat” karena meningkatkan risiko terbentuknya kerak lemak pada dinding
bagian dalam pipa pembuluh darah (aterosklerosis).
Kerak
lemak mengakibatkan penebalan pada dinding pembuluh darah, sehingga
luas lubang pembuluh darah menjadi terbatas. Jika proses pengerakan
terus-menerus terjadi, lubang pembuluh darah akan menyempit, bahkan
buntu! Akibatnya, muncul gangguan kesehatan pada berbagai organ tubuh,
terutama otak, jantung, dan ginjal. Nah, ujung dari teror kadar lemak
berlebihan adalah stroke dan/atau serangan jantung.
Makanan
mengandung kolesterol mengakibatkan kenaikan kadar kolesterol darah.
Namun lonjakan signifikan kenaikan kadar kolesterol darah justru
diakibatkan oleh makanan mengandung lemak jenuh. Contoh makanan tinggi
lemak jenuh antara lain gajih, daging sapi, daging kambing, daging
ayam, makanan gorengan, kue-kue dan cake dibuat dengan
menggunakan mentega, masakan bersantan pekat berminyak. Jadi,
menghindari makanan berkolesterol saja tidak ada gunanya, jika masih
rajin menyantap makanan tinggi lemak jenuh.
Kolesterol
makanan hanya terdapat dalam makanan hewani, bukan dalam makanan
nabati. Namun kandungan lemak jenuh terdapat dalam makanan hewani
maupun makanan nabati. Sebagai pengecualian, meskipun mengandung lemak
jenuh, ikan juga berlimpah lemak tak jenuh, yang justru berkhasiat
mengendalikan kadar kolesterol darah.
Meskipun
tidak mengandung kolesterol, makanan nabati yang mengandung lemak jenuh
tinggi, terutama makanan gorengan dan masakan bersantan yang dididihkan
dan/atau dimasak berlebihan, patut diwaspadai oleh pegidap kolesterol
tinggi. Penyebab lain kenaikan kadar kolesterol darah yang sering tak
pernah terpikirkan adalah kelebihan asupan karbohidrat. Khususnya
sumber karbohidrat yang rendah serat, seperti nasi putih, mi, pasta,
bihun, cake dan kue-kue manis, gula dan sirup. Asupan
karbohidrat berlebihan, di dalam tubuh kita akan diubah oleh hati
(liver) menjadi lemak.
Upaya menurunkan risiko stroke
dan serangan jantung tidak cukup hanya dengan mencermati kadar
kolesterol total maupun “kolesterol jahat” LDL. Namun juga penting
memperhatikan rasio antara kadar kolesterol total terhadap “kolesterol
baik” HDL. Makin kecil angka rasio tersebut, makin baik. Dengan
demikian, diperlukan upaya memperkecil kadar kolesterol total dan
sekaligus juga menaikkan kadar “kolesterol baik” HDL.
Sejumlah makanan terbukti dapat mengatasi kolesterol tinggi. Havermut (oats) termasuk yang populer. Yang paling berkhasiat adalah jenis rolled oats dan quick cooking oats,
karena masih alami dan kaya serat. Selain serat kasar, havermut
mengandung serat larut beta-glukan. Beta-glukan akan menyerap kelebihan
kolesterol dan asam empedu (dibentuk dari kolesterol), untuk dibuang ke
luar tubuh.
Anda
tidak perlu fanatik terhadap havermut. Banyak bahan makanan lain
berkhasiat sama dengan havermut, antara lain buah-buahan terutama apel,
beras merah, bekatul, jagung beras, polong-polongan (kacang merah,
kacang hijau, kacang tolo, kedelai, tempe). Makan banyak sayuran
beragam jenis dan warna juga membantu menguras kelebihan kolesterol.
Kacang-kacangan,
terutama almon dan kenari, kaya zat pengendali kolesterol. Selain lemak
sehat, khasiat kacang-kacangan dilengkapi kandungan flavonoid dan
vitamin E alfa-tokoferol. Dianjurkan pula menambahkan lebih banyak
bawang putih ke dalam bumbu masakan. Bawang putih mengandung enzim
alliin dan allisin, serta steroid saponin, yang berkhasiat menurunkan
kadar kolesterol darah. (N)
Penulis : Wied Harry Apriadji
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !