Banyak kasus gangguan kecerdasan, hiperaktivitas
termasuk autisme, epilepsi, penyakit akibat gangguan fungsi ginjal
seperti hipertensi dan gangguan asam urat, serta ketidaksuburan,
ternyata berawal dari kekurangan asupan taurin.
Padahal
taurin yang diperlukan tubuh hanya sedikit. Ironisnya lagi, taurin
sangat mudah diperoleh dalam beragam makanan hewani.
BERBEDA
dari protein, taurin masih terdengar asing di telinga. Jika protein
diibaratkan sebagai rangkaian kalung manik-manik, maka butiran
manik-manik penyusunnya tersebut adalah asam amino. Nah, salah satu
dari manik-manik asam amino itu adalah taurin. Di dalam bahan makanan,
taurin hanya terdapat dalam makanan sumber protein hewani, tidak dalam
makanan nabati.
Tubuh
kita sebenarnya mampu mencukupi sendiri kebutuhan taurin, yang
diproduksi dari asam amino lainnya, yakni sistein dan/atau metionin,
dibantu dengan asupan piridoksin (vitamin B6). Jadi, pada dasarnya,
taurin bukanlah nutrisi esensial, artinya tidak wajib dipasok dari
luar. Kita justru lebih dianjurkan mencukupi asupan nutrisi
pembentuknya, yakni sistein-metionin dan vitamin B6.
Namun
bagi janin dan bayi baru lahir, asupan taurin itu wajib! Sebab janin
dan tubuh bayi baru lahir belum mampu memproduksi taurin sendiri. Tentu
saja, si ibu wajib memperhatikan kecukupan asupan taurin maupun
sistein, dan vitamin B6 selama hamil dan menyusui. Jika bayi tidak
mendapat ASI, hanya karena alasan yang sangat mendesak, sebagai
gantinya bayi sebaiknya diberi susu formula yang diperkaya taurin.
Taurin
terkandung antara lain dalam sumber makanan seperti, daging ternak
(kambing, sapi), daging unggas (ayam, bebek), ikan laut, ikan air
tawar, dan hasil laut selain ikan seperti, kerang, udang, cumi-cumi dan
lain-lain.
Tentang taurin
Meskipun
jarang disebut peranannya, taurin dapat mempercepat penurunan kadar
kolesterol tinggi. Taurin menggiatkan kerja asam empedu mengikat
kolesterol, sehingga lebih banyak genangan kolesterol dalam darah yang
bisa dibuang ke luar tubuh. Bersamaan dengan terkurasnya lemak darah,
ikut pula terbuang lebih banyak zat toksin. Pembersihan toksin ini juga
membawa pengaruh terhadap penyusutan timbunan lemak tubuh, sehingga
berat badan berkurang. Karena itu, defisiensi taurin perlu juga dilihat
dalam kaitannya dengan meningkatnya risiko kegemukan.
Peran
penting lain taurin adalah memperlancar hubungan antarsel dalam otak
dan fungsi sistem saraf. Taurin sering dituliskan dalam label susu
formula dan makanan kaleng untuk bayi-balita. Kebanyakan menyebutkan
manfaatnya sebagai pemacu tumbuh-kembang bayi-balita dan penunjang
kecerdasan. Manfaat lain taurin, mampu meredakan “stres otak”, yakni
kondisi ketegangan dalam saraf otak. Dalam kaitan ini termasuk
munculnya gangguan kegelisahan, uring-uringan, sensitivitas, kelelahan
kronis, depresi.
Tubuh
kita pada dasarnya tidak memerlukan taurin dalam jumlah banyak. Jika
kita rajin menyantap makanan hewani setiap hari, kecukupan taurin
umumnya terpenuhi. Karena itu, kekurangan taurin kebanyakan justru
disebabkan kurangnya asupan nutrisi yang menjadi bahan utama
pembentukan taurin. Terutama asam amino sistein dan metionin, vitamin
B6, seng, dan/atau vitamin A – termasuk betakaroten alias provitamin A.
Kekurangan
taurin bisa juga disebabkan rendahnya kemampuan tubuh memproduksi enzim
pemacu pembentukan taurin, yakni sisteinsulfinat karboksilase. Hal ini
bisa terjadi karena faktor genetis maupun budaya pola makan, terutama
vegetarian. Menu harian vegetarian murni, tanpa mengkonsumsi makanan
hewani sama sekali, termasuk telur dan susu, tidak menyediakan taurin
sama sekali. Meskipun cukup mengonsumsi nutrisi pembentuk taurin, yakni
sistein dan metionin, jika kecukupan vitamin B6 tidak terpenuhi,
pembentukan taurin akan terganggu.(N)
Penulis : Wied Harry Apriadji
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !