Paprika - info dapur
Headlines News :
Home » » Paprika

Paprika

Written By Ining Pamuji Atmi on Jumat, 30 April 2010 | Jumat, April 30, 2010

Jika Anda memperhatikan deretan paprika yang dijual di supermarket, mungkin Anda akan teringat pada lirik lagu anak yang berjudul “Pelangi”. Paprika memang punya warna yang beraneka. Ada yang hijau, kuning, jingga, merah, bahkan sekarang juga ada paprika ungu. Warna yang cerah dan bentuknya yang unik memang jadi ciri khas utama cabai gendut ini.
Sebenarnya secara botani, paprika yang punya nama latin Capsicum annuum ini di-golongkan sebagai buah. Tapi dalam dunia kuliner, paprika lebih sering dikelompokkan sebagai sayuran. Paprika bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan, mulai dari ditumis, dipanggang, direbus, diolah menjadi isi sup atau dimakan mentah sebagai salad.




Dari Amerika, tapi beken di Hungaria

Paprika alias bell pepper (cabai lonceng) yang masih bersaudara dengan tomat dan terung dari famili Solanaceae ini berasal dari Meksiko, Amerika Selatan, dan sudah ditanam sejak 5000 SM. Barulah pada tahun 1493, Christopher Colombus beserta para penjelajah Spanyol dan Portugis membawa dan memperkenalkan paprika ke Eropa. Dari sana kepopuleran paprika menyebar ke seluruh dunia.
Meskipun berasal dari Amerika, paprika sangat populer di Hungaria. Masakan Hungaria banyak menggunakan paprika tak sekedar sebagai garnish atau pelengkap, tapi juga sebagai makanan utama. Selain itu, paprika dari Hungaria terkenal memiliki kualitas yang paling bagus.
Nama ‘bell pepper’ memang lebih populer di Amerika. Sedangkan nama ‘paprika’ digunakan untuk menyebut bumbu halus yang dibuat dari bell pepper merah. Tapi di Eropa nama ‘paprika’ juga digunakan untuk menyebut cabai lonceng itu sendiri. Kata paprika berasal dari bahasa Hungaria yang artinya ‘sesuatu yang pedas’. Di Indonesia kita menyebutnya paprika, karena meniru sebutan yang diucapkan oleh orang Belanda.

Warna pelangi tanda antioksidan

Paprika ada yang berwarna hijau, kuning, jingga, merah, dan ungu. Perbedaan warna ini menunjukkan perbedaan kematangannya. Semakin tua, warna hijau pada paprika akan berubah menjadi hijau kekuningan, berangsur menjadi kuning, jingga, lalu menjadi merah setelah matang. Namun ada juga paprika varietas tertentu yang memang berwarna hijau, kuning, jingga, atau ungu setelah benar-benar matang.
Warna-warni paprika tidak sekadar sedap dipandang mata, tapi menentukan kandungan nutrisinya serta menandakan kandungan antioksidan di dalamnya. Paprika yang masih hijau sangat kaya akan klorofil, suatu pigmen warna hijau yang bersifat antioksidan kuat dan berperan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas sekaligus memulihkan kerusakan sel. 
Ketika paprika makin tua, klorofilnya berkurang. Sebaliknya pigmen karotenoidnya meningkat, khususnya likopen dan beta-cryptoxanthin, yang mengakibatkan warna hijau paprika berangsur hilang, berganti menjadi kuning, jingga, dan merah. Likopen adalah pigmen karotenoid berwarna merah yang juga berperan sebagai antioksidan kuat pelibas beragam sel kanker. Sedangkan beta-cryptoxanthin merupakan karotenoid berwarna jingga merah yang juga bersifat antioksidan. Keduanya banyak terdapat dalam paprika merah. Sebagian dari karotenoid dalam paprika berupa betakaroten, yang merupakan bentuk lain dari vitamin A. Karena itu, kandungan vitamin A dalam paprika matang meningkat secara dramatis.
Pada saat yang sama, kadar vitamin C-nya juga ikut melonjak karena kandungan asam malat-nya berubah menjadi asam sitrat. Bahkan kandungan vitamin C dalam paprika merah 3-4 kali lipat lebih banyak dari pada jeruk (100 gram paprika mengandung 190 mg vitamin C, sedangkan 100 gram jeruk hanya mengandung 30-50 gram vitamin C). Kandungan alfatokoferol-nya yang berfungsi sama dengan vitamin E juga meningkat setelah paprika matang.



Kombinasi dahsyat antioksidan


Kombinasi antioksidan seperti vitamin A, C, E, likopen, dan beta-cryptoxanthin dalam paprika menjadikannya potensial untuk meningkatkan imunitas tubuh, membantu meremajakan sel dan bersifat antikanker. Terutama kandungan likopen pada paprika merah yang berkhasiat mencegah kanker prostat, kanker mulut rahim, dan kanker pankreas. Terbukti dari penelitian di Harvard University pada tahun 2002, bahwa pria yang mengkonsumsi makanan tinggi likopen seperti paprika merah dalam jumlah banyak memiliki risiko yang lebih rendah terkena kanker prostat. Kerja sama antara likopen, serat, vitamin C, betakaroten, dan asam folat dalam paprika juga terbukti dapat mencegah kanker kolon.
Para perokok sangat disarankan untuk menyantap paprika. Paprika merah mengandung beta-cryptoxanthin yang bermanfaat menurunkan risiko kanker paru-paru. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention, menunjukkan bahwa 60.000 orang dewasa di Shang Hai, China, yang mengkonsumsi makanan tinggi beta-cryptoxanthin, memiliki risiko 27 persen lebih rendah terkena kanker paru-paru. Ini juga berlaku bagi responden perokok yang memiliki risiko 37 persen lebih rendah terkena kanker paru-paru.
Makan paprika bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskuler. Kandungan vitamin B6 dan asam folat bila dikombinasikan dengan beta karoten dan vitamin C dapat menurunkan kadar homosistein dalam darah. Kadar homosistein yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko serangan jantung, serta stroke. Paprika matang (kuning, jingga, dan merah) adalah agen antikoagulan andal karena gabungan antara kapsaisin dan vitamin antioksidan (A, C, dan E) dapat mencegah penggumpalan darah penyebab penyumbatan pembuluh darah yang berakibat pada stroke, serangan jantung, dan hipertensi. Selain itu, kandungan seratnya juga membantu menurunkan kadar kolesterol yang meripakan biang keladi penyakit jantung dan stroke
Konsumsi paprika juga berkhasiat untuk kesehatan mata. Kandungan vitamin A (dalam bentuk betakaroten) dan vitamin C bermanfaat untuk mencegah katarak. Paprika merah dan jingga juga mengandung lutein dan zeaxanthin, senyawa fitokimia yang berperan melindungi mata dari degenerasi makular (macular degeneration) penyebab kebutaan pada lansia. 
Vitamin C dalam paprika dapat membantu melindungi dari radang sendi alias artritis. Hasil penelitian yang dimuat dalam Annals of the Rheumatic Diseases yang membuktikan bahwa orang yang kurang mengkonsumsi makanan tinggi vitamin C memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk terkena artritis daripada orang yang banyak mengkonsumsi makanan tinggi vitamin C seperti paprika.
Paprika merah juga bisa jadi alternatif viagra alami bagi kaum pria. Konsumsi likopen pada paprika merah diyakini dapat meningkatkan kualitas seksual dengan cara meningkatkan jumlah dan agresivitas sperma. Ini terbukti dari hasil penelitian di All India Institute of Science New Delhi, India terhadap 30 pria dari pasangan kurang subur. Konsumsi likopen sebanyak 20 mg selama 3 bulan ternyata dapat meningkatkan jumlah sperma hingga 67 persen, memperbaiki struktur sperma hingga 63 persen, dan meningkatkan kecepatan sperma sebanyak 73 persen. Sebenarnya likopen secara alami terdapat dalam konsentrasi tinggi pada testis. Jika konsentrasi likopen pada testis rendah, pria akan mengalami infertilitas. Selain itu, likopen juga membantu melancarkan aliran darah menuju penis, sehingga ereksi juga mudah terjadi. 
Wah, dari antikanker hingga viagra alami. Banyak sekali kan khasiat tersembunyi dari cabai gendut ini. Jadi, jangan ragu untuk menyantapnya, terutama paprika merah yang paling paling prima kualitas nutrisinya. (N)
Penulis: Anjelita Noverina
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
Bersyukurlah, sebagian perempuan Muslim masih eling (sadar, red) dan menjalani hidup dengan nilai-nilai Islam. Masih banyak Muslimah yang bangga menjalani profesi ibu rumah tangga, melahirkan banyak generasi penerus, menyibukkan diri mendidiknya menjadi anak shalih.

 
Support : Creating Website | kokar wika Template | kokar Template
Proudly powered by kokar wika
Copyright © 2011. info dapur - All Rights Reserved
Template Design by Safetyk3 Website Published by Kokar Template