Delima - info dapur
Headlines News :
Home » » Delima

Delima

Written By Ining Pamuji Atmi on Jumat, 30 April 2010 | Jumat, April 30, 2010

Delima disebut dalam Al Quran sebagai salah satu tanaman bermanfaat selain kurma dan zaitun. Buah yang di luar negeri dikenal dengan nama pomegranate – dari bahasa Latin pomum (apel) dan granatus (biji) yang berarti apel berbiji banyak - ini memang sarat khasiat sehat. Hampir semua bagian tanaman delima berkhasiat untuk pengobatan mulai dari daging buah, biji, bunga, daun, kulit buah, kulit batang, hingga akar delima bisa diramu menjadi obat.
Di Indonesia, delima yang populer sebagai tanaman hias karena dianggap bisa membawa keberuntungan ini, sering diolah sebagai campuran rujak, salad, dijus, atau dikonsumsi segar sebagai buah meja. Jus delima yang dibuat dari biji delima menjadi minuman yang populer di Eropa Timur dan India. Kini jus delima dalam kemasan juga mulai populer di Indonesia.

Dari pedagang Persia
Delima berasal dari Persia, Iran, dan Himalaya di India Utara, kemudian menyebar ke kawasan Mediterania dan Kaukasus. Konon, Pharaoh Tuthmosis membawanya ke Mesir pada tahun 1500 SM. Dari sini, delima menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Tanaman ini masuk ke Indonesia karena dibawa para pedagang dari Persia pada tahun 1416.
Di Indonesia, delima dikenal dengan beberapa sebutan tergantung daerahnya, seperti delima (Melayu), glima (Aceh), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dan teliman (Sasak). Jenis delima yang mudah ditemukan di pasaran adalah delima merah dan delima putih. Delima merah memiliki rasa yang lebih manis dan segar, sedangkan delima putih rasanya lebih sepat, kesat, dan kurang manis. 

Obat cacingan dan diare
Ahli pengobatan Yunani yang bernama Dioscorides yang hidup pada abad ke-1, menggunakan tanaman delima sebagai obat cacingan. Alkaloid pelletierine yang terdapat pada berbagai bagian tanaman delima, terutama pada kulit batang dan akar delima, dapat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari dalam usus.
Sayangnya, khasiat delima tersebut terlupakan di Eropa sejak tahun 1800. Barulah pada abad ke-19 para ahli pengobatan Eropa mulai menelitinya kembali setelah ada orang Inggris yang sembuh dari cacingan setelah meminum ramuan buah delima dari seorang herbalis India.
Dalam prinsip TCM (Traditional Chinese Medicine) delima dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati diare dan disentri. Ini disebabkan tingginya kandungan flavonoid tannin penyebab rasa sepat dan kesat pada delima. Tannin bersifat antibakteri dan memiliki efek kelat yang dapat menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang.
Bagi orang Iran dan Irak, Delima sering menggunakan untuk membersihkan mulut dan gigi, serta mengatasi bau mulut. Berkumur dengan jus delima dapat mencegah pembentukan plak pada gigi karena mengandung antibakteri. Berkumur dengan air rebusan bunga delima putih juga bermanfaat untuk mengobati sakit gigi dan radang gusi. Selain itu, minum jus delima juga membantu mengatasi radang tenggorokan.

Antioksidan dengan efek super
Menurut penelitian di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, kekuatan antioksidan dalam delima efeknya tiga kali lebih kuat dibanding teh hijau dan anggur merah (red wine) yang sudah lebih dulu populer sebagai sumber antioksidan.Kandungan tannin dalam delima tidak hanya aktif sebagai antibakteri, tapi juga berperan sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Selain tannin, delima juga banyak mengandung antioksidan kuat lainnya seperti polifenol punicalagins, katekin, antosianin dan betakaroten, terutama dalam delima merah. Selain itu, delima mengandung vitamin A (dalam bentuk betakaroten), C, E yang juga bermanfaat sebagai antioksidan.  
Kerjasama antioksidan dalam delima ini telah terbukti memiliki efek antikanker. Penelitian di University of California, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa konsumsi jus delima setiap hari dapat menghambat kenaikan kadar prostate specific agent (PSA) yang merupakan indikator pertumbuhan kanker prostat. Penelitan ini melibatkan 50 pasien kanker yang sudah menjalani operasi dan terapi radiasi. Hasilnya, kadar PSA pasien yang tidak minum jus delima meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu 15 bulan. Sedangkan kadar PSA pasien yang minum jus delima tetap stabil dan butuh waktu hingga 54 bulan untuk meningkat menjadi dua kali lipat. Ini menguntungkan bagi pasien karena akan mengurangi kebutuhan untuk menjalani kemoterapi dan hormon terapi.
Menurut ahli gizi Donald Yance, dalam bukunya Herbal Medicine, Healing & Cancer, delima kaya akan asam elagat yang dapat menghambat pembentukan dan mutasi sel kanker paru-paru yang diakibatkan oleh asap rokok. Tak hanya itu, Dr Hasan Mukhtar dari University of Wisconsin, Amerika Serikat, menemukan bahwa ekstrak buah delima memiliki efek antikanker yang dapat melawan kanker kulit. Ini diperkuat dengan penelitian di Israel dalam Journal of Clinical Nutrition, yang melaporkan bahwa konsumsi jus delima dapat mencegah pembentukan sel kanker payudara.
Jika Anda malas membuat jus delima sendiri, Anda bisa melirik jus delima siap minum dalam kemasan yang sudah mulai banyak beredar di pasaran. (N)

Penulis: Anjelita Noverina
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
Bersyukurlah, sebagian perempuan Muslim masih eling (sadar, red) dan menjalani hidup dengan nilai-nilai Islam. Masih banyak Muslimah yang bangga menjalani profesi ibu rumah tangga, melahirkan banyak generasi penerus, menyibukkan diri mendidiknya menjadi anak shalih.

 
Support : Creating Website | kokar wika Template | kokar Template
Proudly powered by kokar wika
Copyright © 2011. info dapur - All Rights Reserved
Template Design by Safetyk3 Website Published by Kokar Template