Delima disebut dalam Al Quran sebagai salah satu tanaman bermanfaat selain kurma dan zaitun. Buah yang di luar negeri dikenal dengan nama pomegranate – dari bahasa Latin pomum (apel) dan granatus (biji) yang berarti apel berbiji banyak - ini memang sarat khasiat sehat. Hampir semua bagian tanaman delima berkhasiat untuk pengobatan mulai dari daging buah, biji, bunga, daun, kulit buah, kulit batang, hingga akar delima bisa diramu menjadi obat.
Di Indonesia, delima yang populer sebagai tanaman hias karena dianggap bisa membawa keberuntungan ini, sering diolah sebagai campuran rujak, salad, dijus, atau dikonsumsi segar sebagai buah meja. Jus delima yang dibuat dari biji delima menjadi minuman yang populer di Eropa Timur dan India. Kini jus delima dalam kemasan juga mulai populer di Indonesia.
Dari pedagang Persia
Delima berasal dari Persia, Iran, dan Himalaya di India Utara, kemudian menyebar ke kawasan Mediterania dan Kaukasus. Konon, Pharaoh Tuthmosis membawanya ke Mesir pada tahun 1500 SM. Dari sini, delima menyebar ke Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika. Tanaman ini masuk ke Indonesia karena dibawa para pedagang dari Persia pada tahun 1416.
Di Indonesia, delima dikenal dengan beberapa sebutan tergantung daerahnya, seperti delima (Melayu), glima (Aceh), dhalima (Madura), gangsalan (Jawa), dalima (Sunda), dan teliman (Sasak). Jenis delima yang mudah ditemukan di pasaran adalah delima merah dan delima putih. Delima merah memiliki rasa yang lebih manis dan segar, sedangkan delima putih rasanya lebih sepat, kesat, dan kurang manis.
Obat cacingan dan diare
Ahli pengobatan Yunani yang bernama Dioscorides yang hidup pada abad ke-1, menggunakan tanaman delima sebagai obat cacingan. Alkaloid pelletierine yang terdapat pada berbagai bagian tanaman delima, terutama pada kulit batang dan akar delima, dapat membantu mengeluarkan cacing pita dan cacing gelang dari dalam usus.
Sayangnya, khasiat delima tersebut terlupakan di Eropa sejak tahun 1800. Barulah pada abad ke-19 para ahli pengobatan Eropa mulai menelitinya kembali setelah ada orang Inggris yang sembuh dari cacingan setelah meminum ramuan buah delima dari seorang herbalis India.
Dalam prinsip TCM (Traditional Chinese Medicine) delima dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati diare dan disentri. Ini disebabkan tingginya kandungan flavonoid tannin penyebab rasa sepat dan kesat pada delima. Tannin bersifat antibakteri dan memiliki efek kelat yang dapat menyusutkan selaput lendir usus sehingga pengeluaran cairan diare berkurang.
Bagi orang Iran dan Irak, Delima sering menggunakan untuk membersihkan mulut dan gigi, serta mengatasi bau mulut. Berkumur dengan jus delima dapat mencegah pembentukan plak pada gigi karena mengandung antibakteri. Berkumur dengan air rebusan bunga delima putih juga bermanfaat untuk mengobati sakit gigi dan radang gusi. Selain itu, minum jus delima juga membantu mengatasi radang tenggorokan.
Antioksidan dengan efek super
Menurut ahli gizi Donald Yance, dalam bukunya Herbal Medicine, Healing & Cancer, delima kaya akan asam elagat yang dapat menghambat pembentukan dan mutasi sel kanker paru-paru yang diakibatkan oleh asap rokok. Tak hanya itu, Dr Hasan Mukhtar dari University of Wisconsin, Amerika Serikat, menemukan bahwa ekstrak buah delima memiliki efek antikanker yang dapat melawan kanker kulit. Ini diperkuat dengan penelitian di Israel dalam Journal of Clinical Nutrition, yang melaporkan bahwa konsumsi jus delima dapat mencegah pembentukan sel kanker payudara.
Jika Anda malas membuat jus delima sendiri, Anda bisa melirik jus delima siap minum dalam kemasan yang sudah mulai banyak beredar di pasaran. (N)
Penulis: Anjelita Noverina
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !