Tanaman cincau berasal dari kawasan Asia yaitu Cina, India, Birma, Filipina, sampai ke Indonesia. Untuk membuat cincau, tanaman cincau dipanen seperti memetik daun teh, dengan mengambil pucuk batang tanaman berikut 6-8 helai daun mudanya. Daun yang tidak muda lagi tidak ikut dipetik karena bisa menurunkan kualitas jeli cincau. Daun-daun muda ini kemudian dicuci, diremas-remas dan direndam dalam air matang. Air remasan kemudian disaring dan diendapkan selama ± 24 jam. Tujuan perendaman selama satu malam adalah untuk memberi kesempatan pada karbohidrat cincau untuk mengikat molekul-molekul air sebanyak-banyaknya.
Paginya, larutan akan mengental dan menjadi kenyal membentuk jeli yang kita kenal sebagai cincau. Kadang larutan kental tersebut direbus, untuk mendapatkan tekstur yang lebih homogen.
Warna dan konsistensi cincau bermacam-macam karena tumbuhan yang digunakan sebagai bahan cincau juga berbeda. Umumnya ada dua jenis cincau, yaitu cincau hitam dan cincau hijau.
Cincau hitam. Paling populer dan banyak dijual di Indonesia, Cina, Korea, dan negara Asia Tenggara lainnya. Terbuat dari daun tanaman Mesona palustris - yang di Jawa dikenal dengan nama janggelan, dan tanaman cincau perdu Premna serratifolia. Daun cincau hitam berbentuk lonjong dan berujung runcing. Cincau hitam memiliki konsistensi kenyal dan padat seperti jeli. Selain cincau hitam tawar, di pasaran juga tersedia cincau dengan rasa jeruk manis. Kini telah diproduksi cincau hitam bubuk– seperti agar-agar bubuk – yang lebih banyak diekspor ke luar negeri.
Cincau hijau. Juga dikenal dengan nama camcau di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dibuat dari daun tanaman Cyclea barbata yang tumbuh merambat menjadi tanaman pagar. Tanaman asli Asia Tenggara ini juga dikenal dengan nama tarawulu, trewulu, atau camcauh oleh orang Sunda. Daunnya berwarna hijau pucat dengan bulu halus di atas permukaannya. Jeli cincau hijau konsistensinya lebih lunak dan mudah hancur dibanding cincau hitam. Rasanya segar dengan aroma daun yang khas.
Khasiat antikanker di dalam daunnya
Daun tanaman cincau kaya akan nutrisi, (lihat tabel). Kandungan vitamin A daun cincau bahkan setara dengan daun katuk dan daun pepaya. Kandungan seratnya juga cukup tinggi setara dengan bayam.
Selain kaya serat dan nutrisi, daun tanaman cincau juga mengandung antioksidan. Penelitian yang dilakukan Dr Ir Fransiska R Zakaria MSc di Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, melaporkan bahwa cincau hijau - hasil ekstrak daun cincau hijau (C. barbata), mengandung antioksidan yang terbukti mampu membunuh sel tumor. Penelitian ini menguji keampuhan antioksidan cincau hijau dengan memaparkan ekstrak daun cincau pada empat jenis sel kanker, yaitu sel kanker darah (leukemia), kanker mulut rahim, paru, dan payudara. Hasilnya, ekstrak daun cincau ternyata mampu membunuh sel kanker darah hingga 55-90 persen dan sel kanker lainnya hingga 60 persen. Ini semua karena cincau hijau mengandung klorofil, pigmen pemberi warna hijau pada daun cincau yang juga berperan sebagai antioksidan kuat.
Tak kalah dengan cincau hijau, ekstrak cincau hitam juga mengandung antioksidan kuat yang efeknya lebih ampuh daripada vitamin E yang selama ini dipuji sebagai antioksidan kuat. Pada konsentrasi yang sama, yaitu 50 mg/ml, diketahui bahwa ekstrak cincau hitam memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan vitamin E, yaitu masing-masing sebesar 98,9 persen dan 78 persen.
Penulis: Anjelita Noverina
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !