Herb of The Year 2010 - info dapur
Headlines News :
Home » » Herb of The Year 2010

Herb of The Year 2010

Written By Ining Pamuji Atmi on Jumat, 14 Mei 2010 | Jumat, Mei 14, 2010


Biasa digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan dan mulai diharapkan dalam pengobatan diabetes, jantung koroner, dan kanker.
Siapa bilang ajang pemilihan hanya milik para ratu kecantikan? Setiap tahun, the International Herb Association, perkumpulan para herbalis di Amerika, juga memilih satu herba yang layak menyandang gelar Herb of The Year. Kriterianya pun mirip pemilihan Miss World. Herba yang dipilih harus ”cantik” luar dalam. Selain menarik secara fisik, herba tersebut harus terbukti berkhasiat obat, dan aman dikonsumsi sebagai bahan makanan.
Tahun ini, semua persyaratan itu dianggap bisa dipenuhi oleh dill, tanaman aromatik yang bentuk daunnya mirip jarum. Herba yang dalam bahasa latinnya bernama Anethum graveolens ini selama berabad-abad terbukti ampuh dan aman digunakan untuk mengatasi berbagai macam gangguan pencernaan.
Beberapa penelitian juga berhasil mengungkap “bakat”-nya yang  terpendam, yakni sebagai antibakteri, antikolesterol, dan antikanker. Kemampuannya itu membuat para herbalis sepakat bahwa dill layak menyandang gelar Herb of The Year 2010 dan patut diperhitungkan sebagai obat masa depan.
Punya banyak nama
Kalau Anda sedikit merasa asing dengan namanya, itu bisa dimaklumi. Dill memang herba luar dan diduga berasal dari daerah Mediterania (Yunani dan sekitarnya) dan Eropa Timur. Beberapa sumber juga menyebutkan ia berasal dari Asia Barat, terlebih karena dill sudah menjadi bagian dari sistem pengobatan Ayurveda sejak tahun 700 SM.
Di berbagai belahan dunia, dill disebut dengan nama berbeda-beda. Di daerah Yunani misalnya, ia dikenal dengan nama anitho atau anitos. Hampir sama dengan nama yang diberikan oleh bangsa India, yaitu aneto. Bangsa Arab memanggilnya shabath, shibitt, atau sjamar. Sementara di Cina, ia disebut sih loh (Kanton), shi luo, atau tu hui xiang (Mandarin). Bangsa Korea memberinya nama tir atau inondu, mirip dengan nama yang diberikan oleh Jepang, yaitu inondo.
Yang memberikan sebutan dill adalah bangsa Serbia, Swedia, Irlandia, dan Latvia. Konon, julukan yang seragam di beberapa negara terakhir ini disebabkan namanya lahir dari istilah ”dilla”, yang dalam bahasa Norse (Skandinavia kuno) berarti menenangkan
Menangkal roh jahat
Pemilihan kata dill tersebut bukan tanpa alasan. Waktu itu, pada malam hari, banyak bayi yang rewel tanpa diketahui alasannya. Orang Skandinavia Kuno beranggapan, penyebabnya adalah gangguan roh jahat.
Setelah mencoba beberapa cara, mereka berkesimpulan bahwa bayi yang diberi beberapa sendok minuman yang berasal dari seduhan daun atau biji dill relatif cepat tenang dan dapat tidur dengan pulas. Hal ini juga terjadi bila seduhan dill diminumkan pada ibu menyusui. Selain merasa lebih relaks, produksi air susunya pun meningkat drastis. Fenomena ini membuat para Skandinavian – sebutan untuk orang Skandinavia -  percaya, dill memang ampuh menangkal pengaruh sihir dan roh jahat yang mengganggu para bayi.
Mengapa menenangkan
Menurut Dr Sisilia Indradjaja, MHM, ahli herba yang berpraktik di klinik ”O”, Jakarta, secara umum dill memiliki efek farmakologis sebagai pelancar ASI, peluruh kentut, antikejang, antiradang, antibakteri, dan antioksidan. Efeknya itu tidak terlepas dari senyawa aktif yang terkandung di dalamnya antara lain tanin, flavonoid, dan minyak esensial carvone, limonene, anethofuran, phellandrene, dan masih banyak lagi.
Perlu diketahui, tanin berperan sebagai astringent yang bekerja dengan cara menciutkan lendir, sehingga dapat membantu mengurangi timbulnya dahak atau lendir penyebab batuk dan pilek.
Sedangkan flavonoid merupakan sejenis antioksidan yang berperan menyembuhkan peradangan dan luka di tingkat sel. Perannya itu membuat dill mampu meringankan demam serta luka di dalam organ pencernaan (usus dua belas jari dan lambung).
Khusus mengenai khasiat dill pada luka lambung pernah diteliti oleh Hosseinzadeh, dari Faculty of Pharmacy, Mashhad University of Medical Sciences, Iran. Dalam penelitiannya tersebut, tikus yang keasaman lambungnya meningkat tajam karena pemberian asam hidroklorat dan etanol, setelah diberi ekstrak biji dill ternyata tingkat keasamannya menurun secara signifikan. Penelitian yang dimuat dalam BMC Pharmacol Journal (Desember 2002) ini menunjukkan bahwa dill bekerja dengan cara mengurangi asam penyebab luka lambung.
Menumpas bakteri dan jamur
Jika dilihat dari sudut pandang sistem pengobatan Traditional Chinese Medicine (TCM), dill merupakan herba yang bersifat aromatik dan menghangatkan. Menurut Dr Sisilia, herba semacam ini bermanfaat melancarkan energi sehingga gejala yang muncul akibat energi tersumbat seperti mual, kembung, sebah, atau kejang bisa diatasi.
”Selain itu, minyak esensialnya berperan sebagai antijamur dan antibakteri sehingga juga bermanfaat untuk mengobati masalah kulit,  terutama yang disebabkan oleh jamur dan bakteri,” kata Dr Sisilia.
Aktivitas minyak esensial dill dalam memerangi bakteri dan jamur ini pun pernah dibuktikan oleh Majekodunmi bersama rekan-rekannya, sekelompok peneliti asal Oman, yang laporannya dimuat dalam Pharmaceutical Biology Journal (Volume 44, 2006). (N)

Penulis : Dyah Pratitasari
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Mengenai Saya

Foto saya
bekasi, jawa barat, Indonesia
Bersyukurlah, sebagian perempuan Muslim masih eling (sadar, red) dan menjalani hidup dengan nilai-nilai Islam. Masih banyak Muslimah yang bangga menjalani profesi ibu rumah tangga, melahirkan banyak generasi penerus, menyibukkan diri mendidiknya menjadi anak shalih.

 
Support : Creating Website | kokar wika Template | kokar Template
Proudly powered by kokar wika
Copyright © 2011. info dapur - All Rights Reserved
Template Design by Safetyk3 Website Published by Kokar Template